Gunung Galunggung
Galunggung
|
|
2.168 m
|
|
Lokasi
|
|
Lokasi
|
|
7.25°LS-7°15'0"LS;
108.058°BT-108°3'30"BT
|
|
Geologi
|
|
Gunung Galunggung merupakan gunung berapi dengan ketinggian 2.167 meter di atas permukaan
laut, terletak sekitar 17 km dari pusat kotaTasikmalaya.
Terdapat beberapa daya tarik wisata yang ditawarkan antara lain obyek wisata
dan daya tarik wanawisata dengan areal seluas kurang lebih 120 hektaree di
bawah pengelolaan Perum Perhutani.
Obyek yang lainnya seluas kurang lebih 3 hektar berupa pemandian air
panas (Cipanas) lengkap dengan fasilitas kolam renang, kamar mandi dan bak
rendam air panas.
Letusan Gunung Galunggung
Gunung Galunggung tercatat pernah meletus pada tahun 1822 (VEI=5). Tanda-tanda awal letusan diketahui pada bulan
Juli 1822,
di mana air Cikunir menjadi keruh dan berlumpur. Hasil pemeriksaan kawah
menunjukkan bahwa air keruh tersebut panas dan kadang muncul kolom asap dari
dalam kawah. Kemudian pada tanggal 8 Oktober s.d. 12 Oktober, letusan
menghasilkan hujan pasir kemerahan yang sangat panas, abu halus, awan panas,
serta lahar. Aliran lahar bergerak ke arah tenggara mengikuti aliran-aliran sungai. Letusan ini menewaskan 4.011 jiwa dan
menghancurkan 114 desa, dengan kerusakan lahan ke arah timur dan selatan sejauh
40 km dari puncak gunung.
Letusan berikutnya terjadi pada tahun 1894. Di antara
tanggal 7-9 Oktober, terjadi letusan yang menghasilkan awan panas. Lalu tanggal
27 dan 30 Oktober, terjadi lahar yang mengalir pada alur sungai yang sama
dengan lahar yang dihasilkan pada letusan 1822. Letusan kali ini menghancurkan
50 desa, sebagian rumah ambruk karena tertimpa hujan abu.
Letusan Galunggung
1982, disertaipetir
Pada tahun 1918, di awal bulan Juli, letusan berikutnya
terjadi, diawali gempa bumi. Letusan
tanggal 6 Juli ini menghasilkan hujan abu setebal 2-5 mm yang terbatas di dalam
kawah dan lereng selatan. Dan pada tanggal 9 Juli, tercatat pemunculan kubah
lava di dalam danau kawah setinggi 85m dengan ukuran 560x440 m yang kemudian
dinamakan gunung Jadi.
Letusan terakhir terjadi pada tanggal 5 Mei 1982 (VEI=4) disertai suara dentuman, pijaran api, dan
kilatan halilintar. Kegiatan letusan berlangsung selama 9 bulan dan berakhir
pada 8
Januari 1983. Selama periode letusan ini, sekitar 18
orang meninggal, sebagian besar karena sebab tidak langsung (kecelakaan lalu
lintas, usia tua, kedinginan dan kekurangan pangan). Perkiraan kerugian sekitar
Rp 1 miliar dan 22 desa ditinggal tanpa penghuni.
Letusan pada periode ini juga telah menyebabkan
berubahnya peta wilayah pada radius sekitar 20 km dari kawah Galunggung, yaitu
mencakup Kecamatan Indihiang, Kecamatan Sukaratu dan Kecamatan Leuwisari. Perubahan peta wilayah tersebut
lebih banyak disebabkan oleh terputusnya jaringan jalan dan aliran sungai serta
areal perkampungan akibat melimpahnya aliran lava dingin berupa material
batuan-kerikil-pasir.
Pada periode pasca letusan (yaitu sekitar tahun
1984-1990) merupakan masa rehabilitasi kawasan bencana, yaitu dengan menata
kembali jaringan jalan yang terputus, pengerukan lumpur/pasir pada beberapa
aliran sungai dan saluran irigasi (khususnya Cikunten I), kemudian dibangunnya
check dam (kantong lahar dingin) di daerah Sinagar sebagai 'benteng' pengaman
melimpahnya banjir lahar dingin ke kawasan Kota Tasikmalaya. Pada masa tersebut
juga dilakukan eksploitasi pemanfaatan pasir Galunggung yang dianggap
berkualitas untuk bahan material bangunan maupun konstruksi jalan raya. Pada
tahun-tahun kemudian hingga saat ini usaha pengerukan pasir Galunggung tersebut
semakin berkembang, bahkan pada awal perkembangannya (sekitar 1984-1985)
dibangun jaringan jalan Kereta Api dari dekat Station KA Indihiang (Kp.
Cibungkul-Parakanhonje) ke check dam Sinagar sebagai jalur khusus untuk
mengangkut pasir dari Galunggung ke Jakarta. Letusannya
juga menyebabkan British Airways Penerbangan 9 terpaksa mendarat darurat di Bandara Halim Perdanakusuma, setelah keempat mesinnya
mati total.
http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Galunggung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
kritis, manis tapi